Tuesday, August 5, 2014

PERSEPSI MEDITASI DALAM SEGI SPIRITUAL DAN SUPRANATURAL

meditasi
PERSEPSI MEDITASI DALAM SEGI SPIRITUAL DAN SUPRANATURAL

Meditasi dalam konteks spiritual, sesuai pengertian spiritual sebagai sesuatu yang berhubungan dengan rohani, maka meditasi ini sering diidentikan dengan proses memfokuskan perhatian dan pikiran pada rohani diri sendiri. Objek diri sendiri sebagai fokus dalam meditasi ini lebih banyak bertujuan mencapai pemahaman kedirian. Tendensinya, bisa mengarah pada pengenalan diri sendiri. Bisa dikatakan meditasi dalam konteks spiritual menjadi semacam media perenungan untuk introspeksi. Walaupun fokus pada perenungan, akan tetapi ini tidaklah sama seperti melamun.
Dalam konteks spiritual, fokus pikiran dan perhatian masuk ke alam spiritual yakni dimensi rohani diri sendiri untuk mengenali, memahami dan mengontrol diri sendiri. Dengan mengenali diri sendiri, maka akan mengetahui seberapa besar potensi kekuatan yang ada dalam diri sendiri. Kekuatan itu berhubungan dengan kekuatan mental dan sikap. Meditasi ini hampir mirip dengan meditasi untuk suatu kebutuhan psikologi. Manfaatnya, kesehatan mental spiritual yang berhubungan dengan kematangan pola pikir, empati, dan sikap yang selanjutnya dapat menjadi maintenance ketenangan dan kemantapan rohani (bathin).
Bersinggungan dengan relijius, meditasi spiritual ini dapat menjadi sarana untuk pengenalan diri sendiri, hingga pengenalan dan penyatuan dengan Sang Makrokosmos. Ada pula yang menjadikan meditasi spiritual ini sebagai media “muhasabah” alias tafakur, bahkan mengistilahkannya dengan “khalwat”. Meditasi spiritual ini melibatkan cita rasa relijius, yakni keimanan.
Banyak yang menggunakan meditasi dalam konteks spiritual, juga berhubungan dengan relijius, sebagai media komunikasi dengan diri sendiri, dan sama seperti halnya dalam peribadatan, meditasi ini menjadi semacam media komunikasi dengan Sang Makrokosmos. Hingga, meditasi ini dilakukan untuk mencapai pencerahan dari gangguan yang mengusik ketenangan pikiran dan bathin. Selain itu, dari sisi keagamaan meditasi ini justru bermanfaat membantu meningkatkan kekhusyukan ibadah bagi mereka yang kontrol pikirannya sering tak fokus.
Sedangkan dalam konteks supranatural, meditasi diartikan sebagai aktivitas memfokuskan pikiran dan perhatian untuk sebuah tujuan supranatural. Meditasi ini menjadi basic skill alias kemampuan dasar untuk menunjang kebutuhan yang berorientasi supranatural seperti; kultivasi energi, sensitivity meliputi kemampuan mata bathin dan 3rd eye, bonding dan komunikasi, healing, serta keilmuan atau tujuan supranatural lainnya.
Jika meditasi dalam konteks spiritual fokusnya masuk ke alam spiritual, alam rohani diri sendiri, sedangkan meditasi supranatural fokusnya pada objek diri sendiri dan objek di luar diri sendiri (kosmos dan makrokosmos). Untuk tujuan kultivasi energi, meditasi melibatkan perhatian dan pikiran bagaimana agar terfokus pada konvergensi atau pelipatgandaan energi, baik energi yang mengendap dalam diri sendiri maupun energi yang bersumber dari luar (energi alam, atau energi metafisik). Jika belum mampu melihat manifestasi energi, fokus pikiran dan perhatian juga tertuju untuk memvisualisasikan energi.
Dalam rangka kebutuhan sensitivity alias kepekaan, meditasi di sini adalah memfokuskan pikiran dan perhatian pada potensi mata bathin dan 3rd eye agar terbuka sehingga dapat melihat atau merasakan manifestasi supranatural, baik entitas maupun energi metafisik. Sama halnya dengan sensitivity, untuk kebutuhan bonding & komunikasi dengan entitas pun dapat melalui meditasi dengan memfokuskan perhatian dan pikiran pada manifestasi entitas. Setelah merasakan manifestasi entitas, selanjutnya dapat berkomunikasi melalui pikiran, bathin atau suara hati, bahkan suara fisik normal.
Sedangkan untuk kebutuhan healing, meditasi dengan memfokuskan pikiran dan perhatian pada potensi energi yang ada dalam diri maupun yang bersumber dari luar (metafisik) untuk menyembuhkan suatu penyakit dengan mekanismenya melalui melumpuhkan penyakit itu, atau membantu meningkatkan immunitas tubuh. Meditasi healing ini dapat diaplikasikan untuk healing diri sendiri, maupun menghealing orang lain.
Kesimpulannya, meditasi spiritual berbeda tatacara, tehnik dan tujuannya dengan meditasi supranatural layaknya dzikir dan wirid yang sudah jelas berbeda. Apapun tujuan, dimensi, tatacara, tehnik dan niatnya, meditasi adalah proses mengenal diri sendiri yang membuahkan hasil positif yaitu kontrol diri alias ELING. ,,kATA ELING mempunyai arti ingat,,selalu mengingat siapa pencipta kita dan mengulang ngulang asmaNya salah satu meditasi yang sangat praktis dan bisa dilakukan kapan saja,,pada kondisi seperti ini Rahsa kita diibaratkan sebagai RECEIVER dlm penerimaan gelombang energi tinggi yang nantinya kita olah lagi dan kita simpan sebagai “KAWERUH”/////......



Copyright by GM Edy Sutomo

0 comments:

Post a Comment